MAKALAH ISLAM

Malakalah Islam alternatif yang singkat ini semoga bermanfaat bagi kita semua, Amiinn... Hak cipta hanya milik Allah SWT Silahkan Download atau disebarluaskan makalah altermatif ini pada semua orang, semoga bermanfaat. saran dan kritik ditujukan ke : fadol_m@yahoo.com muhammadfadol@gmail.com

Minggu, 24 Mei 2009

Perkembangan Fisik dan Psikis Remaja

PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKIS REMAJA

Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 12 – 21 tahun, dimasa perkembangan ini remaja akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :

A. Masa Pra Pubertas ( usia 12 – 13 tahun)

Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormone seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja.

Disamping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat juga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remaja cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk perkembangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai “Hero” atau pujaanya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengan kebisaaan hidup pujaan tersebut.

Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi. Mereka lebih senang dengan bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dan tidak atau kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya. Misalnya mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya dari pada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara.

Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua itu masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat berat. Orang tua tidak boleh berfikir, “Ya ampun.. itu kan hal kecil, masa kamu tidak bisa menyelesaikannya ? bodoh sekali kamu ! “, dan sebagainya. Tetapi perhatian seolah-olah orang tua mengerti bahwa masalah itu berat sekali bagi remajanya, akan terekam dalam otak remaja itu bahwa orang tuanya adalah jalan keluar yang terbaik baginya. Ini akan mempermudah orang tua untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya.

B. Masa Pubertas ( usia 14 – 16 tahun )

Masa ini disebut juga dengan masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisikya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wantia ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pria ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri atau gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.

Disamping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja dimasa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok-kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.

C. Masa akhir Pubertas ( usia 17 – 18 tahun )

Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat dari pada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putrid lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya, namum kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.

D. Masa Adolesen ( usia 19 – 21 tahun )

Pada periode ini remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealism yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah dari pada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.
Dengan mengetahui perkembangan dan ciri-ciri usia remaja diharapkan para orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan jiwanya.

Apabila orang tua merasa cemas terhadap anak remajanya, maka hendaknya orang tua bertanya pada diri sendiri apakah perilaku mencemaskan itu adalah perilaku yang normal pada anak remaja, misalnya pemurung, suka melawan, lebih sering sendiri atau bersama teman-temannya dari pada bersama orang tuanya, maka bisa dikatakan bahwa anak remaja tersebut ingin menunjukkan bahwa ia berbeda dengan orang tuanya.
Daftar Pustaka :
Dari berbagai sumber dengan perubahan seperlunya
Kritik dan saran dapat ditujukan ke e-mail : fadol_m@yahoo.com atau ke muhammadfadol@gmail.com

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda